Aliran-aliran Tarekat di Dunia Islam
Kamis, 11 April 2019
Add Comment
Aliran-aliran Tarekat di Dunia Islam
Kemunculan tarekat berkembang dari dua daerah, yaitu Khurasan
(sekarang Iran) dan Mesopotamia (sekarang Irak). Sehingga muncul beberapa
tarekat, di antaranya:
1.
Tarekat
Yasaviyah
Tarekat ini didirikan oleh Ahmad Al-Yasavi dan disusul oleh tarekat
Khawajagawiyah yang didirikan oleh Abd Al-Khalik Al-Ghuzdawani. Kedua tarekat
ini menganut paham tasawuf Abu Yazid Al-Bustami dan dilanjutkan oleh Abu
Al-Farmadhi dan Yusuf bin Ayyub
Al-Hamadani. Hingga berkembang, salah satunya ke Turki. Di Turki, tarekat ini
berganti nama menjadi tarekat Bektashiya yang identik dengan pendirinya,
Muhammad ‘Ata’ bin Ibrahim Hajji Bektasy. Tarekat ini sangat popular dan
memegang peranan penting di Turki yang dikenal dengan istilah Korp Jenissari.[1]
2.
Tarekat
Naqsyabandiyah
Tarekat ini didirikan oleh Muhammad Bahaudin An-Naqsabandi Al-Awisi
Al-Bukhari di Turkistan. Kata naqsyabandiyah berasal dari bahasa Persia
dan diambil dari nama pendirinya, yaitu Baha Uddin Naqsyband Bukhari. Sebagian orang
menerjemahkan kata naqsyabandiyah dengan arti pembuat gambar, pembuat
hiasan, dan ada pula yang menerjemahkan dengan arti jalan rantai, atau
rantai emas.
Tarekat ini merupakan tarekat yang penyebarannya paling luas dan
terdapat di wilayah Asia Muslim serta Turki, Bosnia-Herzegovina dan wilayah
Volga Ural. Tarekat ini muncul di Bukhara pada akhir abad ke-14. Penyebaran
tarekat ini ke daerah-daerah tetangga dunia muslim menghabiskan waktu kurang
lebih seratus tahun. Penyebaran tersebut mendapat dukungan dari Mujaddidiyah
yang merupakan cabang dari tarekat naqsyabandiyah.
Adapun ciri yang paling menonjol dari tarekat naqsyabandiyah ini
adalah mengikuti syariat dengan ketat, serius dalam beribadah, menolak musik
dan tari, mengutamakan berdzikir di dalam hati dan memiliki kecenderungan yang
kuat untuk terlibat dalam dunia politik, meskipun tidak konsisten.
Dalam pekembangannya, tarekat ini menyebar ke daerah Anatolia
(Turki) kemudian meluas ke India dan Indonesia dengan berbagai nama baru yang
disesuaikan dengan nama pendirinya, misalnya tarekat Khalidiyah, Murajiyah,
Mujadidiyah, dan Ahsaniyah.[2]
3.
Tarekat
Khalwatiyah
Tarekat ini berkembang di Mesir. Pendirinya adalah Umar
Al-Khalwati. Pada umunya, nama tarekat disesuaikan dengan nama pendirinya, tetapi
tarekat ini justru bukan diambil dari nama pendirinya. Nama tarekat ini, khalwatiyah
diambil dari kata khalwat yang artinya menyendiri untuk merenung.
Pendiri tarekat ini sering melakukan khalwat di tempat-tempat sepi, oleh
sebab itu nama tarekat ini adalah tarekat Khalwatiyah.
Secara nasab, tarekat ini merupakan cabang dari tarekat
Az-Zahidiyah, Al-Abrahiyah dan As-Suhrawiyah yang didirikan oleh Syekh
Syihabuddin Abi Hafs Umar As-Suhrawardi Al-Baghdadi. Tarekat ini berkembang di berbagai
negeri, seperti Turki, Syiria, Mesir, Hijaz dan Yaman. Tarekat ini dibawa ke
Mesir oleh Musthafa bin Kamaluddin bin Ali Al-Bakri Ash-Shiddiqi yang lebih
dikenal dengan Musthafa Al-Bakri. Musthafa Al-Bakri adalah seorang penyair sufi
yang berasal dari Damaskus, Syiria. Ia menerima tarekat tersebut dari gurunya
yang bernama Syekh Abdul Latif bin Syekh Husamuddin Al-Halabi.
Tarekat ini memiliki empat cabang yang cabang-cabang tersebut
memunculkan banyak cabang lagi. Empat cabang tersebut adalah:
a.
Tarekat
Sammaniyah
Tarekat
ini didirikan oleh Muhammad bin Abd Al-Karim As-Samani. Tarekat ini dikenal
juga dengan nama tarekat Hafniyah.
b.
Tarekat
Khalwatiyah
Tarekat
ini pertama kali muncul di Turki, didirikan oleh Amir Sultan. Dari rumpun
Mesopotamia yang berpusat di Irak, paham tarekatnya bersumber dari Abu Al-Qasim
Al-Junaidi yang melahirkan berbagai tarekat dari berbagai garis silsilah. Akan
tetapi, yang terkenal adalah tarekat Suhrawardiyah yang didirikan oleh Abu Hafs
As-Suhrawardi (632 H/123 M).
c.
Tarekat
Kubrawiyah
Tarekat
ini didirikan oleh Najmuddin Kubra (618 H/ 1221 M)
d.
Tarekat
Maulawiyah
Tarekat ini
didirikan oleh Jalaluddin Ar-Rumi (1207 H-1273 M)
Masing-masing
tarekat kemudian menumbuhkan banyak cabang dengan berbagai nama yang baru yang
disesuaikan dengan nama pendirinya yang tumbuh dan tersebar ke seluruh dunia
Islam. Akan tetapi, tarekat Kubrawiyah sangat berkembang di India, sedangkan
tarekat Maulawiyah berkembang di Turki.[3]
4.
Tarekat
Safawiyah
Tarekat
ini didirikan oleh Safiyudin Al-Ardabili
5.
Tarekat
Bairamiyah
Tarekat
ini didirikan oleh Hijji Bairan
Dalam
periode ini tarekat juga banyak muncul di daerah Mesopotamia. Tarekat-tarekat
itu cukup terkenal namun tidak termasuk rumpun Al-Junaid. Tarekat-tarekat itu
antara lain:
1.
Tarekat
Qadiriyah
Tarekat ini didirikan oleh Syekh Abdul Qadir Jailani (471 H/1078
M). Nama lengkapnya adalah Muhyiddin Abu Muhammad Abdul Qadir bin Abi Salih
Zangi Dost Al-Jailani (470 H/1077 M-561 H/1166 M). Tarekat
ini diikuti oleh
jutaan umat muslim yang tersebar di Yaman, Turki, Mesir, India, Afrika dan
Asia.
Tarekat ini sebenarnya sudah berkembang sejak
abad ke-13, namun baru terkenal di dunia pada abad ke-15 M. Bahkan di Mekah,
tarekat inisudah berdiri sejak 1180 H/1669 M. Tarekat ini dikenal luwes,
maksudnya, apabila sudah mencapai derajat ‘Syekh’, murid tidak mempunyai
keharusan untuk terus mengikuti tarekat gurunya.
Karena keluwesan tersebut, terdapat puluhan
tarekat yang termasuk ke dalam kategori Qadiriyah di dunia Islam, seperti
Banawa yang berkembang pada abad ke-19, Ghawtsiyah (1517), Junaidiyah (1515),
Kamaliyah (1584), dan lain-lain, semuanya berasal dari India. Di Turki,
terdapat tarekat Hindiyah, Khulusiyah, dan lain-lain. Di Yaman, terdapat
tarekat Ahdaliyah, Asadiyah, Mushariyyah. Di Afrika terdapat tarekat Ammariyah,
Bakka’iyyah, dan sebagainya.[4]
2. Tarekat Syadziliyah
Tarekat ini dinisbatkan kepada Nur Ad-Din
Ahmad Asy-Syadzili (593-656 H/1196-1258 M). Ibnu Atha’illah As-Sukandari adalah orang pertama yang menghimpun
ajaran-ajaran, pesan-pesan, doa, dan biografi keduanya sehingga khazanah
tarekat ini tetap terpelihara.
Melalui karya-karya Ibnu Atha’illah, tarekat
ini mulai tersebar sampai ke Maghrib, sebuah negara yang pernah menolak sang
guru. Akan tetapi, ia tetap merupakan tradisi individualistik yang hampir mati,
meskipun tema ini tidak dipakai yang menitikberatkan pengembangan sisi dalam.
Akan tetapi, murid-muridnya tetap
mempertahankan ajarannya. Para murid melaksanakan tarekat ini di
zawiyah-zawiyah yang tersebar tanpa mempunyai hubungan satu dengan yang lain.
Salah satu perkataan Syadzili kepada
murid-muridnya, “Seandainya kalian mengajukan suatu permohonan kepada Allah,
sampaikanlah melalui Abu Hamid Al-Ghazali.” Perkataan lainnya, “Kitab Ihyaa?
‘Uluum Ad-Diin, karya Al-Ghazali akan mewarisi anda ilmu. Sementara kitab Qut
Al-Qulub, karya Al-Makki akan mewarisi anda cahaya.”[5]
3. Tarekat Rifa’iyyah
Tarekat ini didirikan oleh Ahmad bin Ali Abdul
Abbas Ar-Rifa’i di Irak pada abad ke-6 H. Ar-Rifa’i adalah seorang tokoh sufi
besar yang saleh, ahli hukum Islam (faqih), dan penganut madzhab Syafi’i. Ia
hidup sezaman dengan Syekh Abdul Qadir Jailani, pendiri tarekat Qadiriyah.
Ajaran dasar tarekat ini ada tiga, yaitu tidak meminta sesuatu, tidak menolak
sesuatu dan tidak menunggu.
Sebagaimana tarekat lain, tarekat ini juga
berkembang di berbagai pelosok dunia Islam, seperti Turki, Suriah, Mesir dan
Indonesia. Penyebar utama tarekat ini adalah Abu Al-Fath Al-Wasiti, murid
Ar-Rifa’i. Penyebaran tarekat ini dilakukan terutama di Mesir sehingga tarekat
ini berkembang baik di Mesir sampai sekarang. Al-Wasiti wafat di Iskandariyah
pada tahun 580 H.
Di Indonesia, tarekat ini terkenal dengan
permainan debus dan tabuhan rebana yang dikenal di Aceh dengan nama Rapa’i dan
di Sumatera dengan nama Badabuih.[6]
[1]
Rosihon Anwar, Akhlak Tasawuf, (Bandung: Pustaka Setia), 2010, hal. 311
[2]
Rosihon Anwar, Akhlak Tasawuf, (Bandung: Pustaka Setia), 2010, hal. 312
[3]
Rosihon Anwar, Akhlak Tasawuf, (Bandung: Pustaka Setia), 2010, hal.
313-314
[4]
Rosihon Anwar, Akhlak Tasawuf, (Bandung: Pustaka Setia), 2010, hal. 314-315
[5]
Rosihon Anwar, Akhlak Tasawuf, (Bandung: Pustaka Setia), 2010, hal. 315-316
[6]
Rosihon Anwar, Akhlak Tasawuf, (Bandung: Pustaka Setia), 2010, hal. 316
0 Response to "Aliran-aliran Tarekat di Dunia Islam"
Posting Komentar