Tahrij Hadits Permasalahan Talak Main-main Tak Sengaja
Kamis, 18 April 2019
Add Comment
TAHRIJ HADITS
Permasalahan Talak Main-main Tak Sengaja
Jikalau Artikel Bacaan tersebut dibawah Kurang Jelas Kami sudah menyediakan Link Download Versi Pdf. Berikut ini :
Link Download :
Berikut Artikel Bacaannya :
Berikut ini adalah salah satu contoh takhrij yang dalam hal ini
adalah takhrij Hadits Nabi SAW tentang talaq main-main dan tak sengaja. Diantara
hadits yang menunjukkan adanya hukum talak main-main dan tak sengaja adalah hadits yang diriwayatkan
oleh ibnu majah secara khusus, contoh berikut ini akan meneliti hadists ibnu
majah tersebut yang berbunyi :
artinya:
“Dari Abu Hurairah ra. berkata : Sabda
Rasulullah saw.: Ada tiga perkara yang sungguh-sungguhnya menjadi sungguh, dan
main-mainnya pun menjadi sungguhan, yaitu: nikah, talak dan rujuk.”
Secara sistematis langkah-langkah yang dilakukan dalam men-takhrij
hadits tersebut ialah
sbb; takhrij al-Hadits, al-i’tibar, tarjamah al-ruwat, natijah.
1.
Takhrij hadist
Hadis diatas membicarakan tentang talak main-main dan tak sengaja
yang menunjukkan bahwa tiga perkara itu betul-betul terjadi sekalipun keluar
dari mulut orang yang sedang bergurau yang Diriwayatkan oleh ibnu majah. Ketika
di telusuri kata intinya dari bahats fii nusus pada mutunun hadist ditemukan
empat riwayat hadist. Ke empat riwayat tersebut terdapat pada :
1.
Kitab sunan Ibnu Majah, halaman 197: hadis nomor 3029.
2.
Kitab sunan Abu Daud, halaman 259 : hadis nomor 2194.
3.
Kitab sunan At-turmudzi, halaman 49 : hadist nomor 1221.
4.
Kitab sunan darul qutni, halaman 379 : nomor 3536.
Dengan ini dikutipkan matan dan sanad yang
ditakhrij oleh ibnu majah, atturmudzi,abu daud dan darul qutni sebagai berikut;
2. I’tibar
Keempat riwayat Hadist tentang
thalaq main-main dan tak sengaja tersebut diatas, selanjutnya di I’tibar dengan
cara mengkombinasikan antar sanad yang satu dengan yang lainnya,
sehingga terlihat dengan jelas seluruh jalur sanad Hadist yang di
teliti, demikian juga dengan selururh perawinya dan metode periwayatannya.
Dengan
dilakukan I’tibar tersebut, akan dapat diketahui apakah ada unsure mutabi’
atau syahid pada Hadist tersebut atau tidak. dan hasil I’tibar dari
sanad Hadist tentang thalak main-main dan tak sengaja dapat dilihat pada
skema berikut:
|
|
عَنْ
|
|
|||||
|
|||||
|
|||||
حَدَّثَنَا
|
|
|
||||||
|
|||||||
3. Tarjamah al-Ruwat dan Naqd
al-Sanad
Kitab Ibnu Majah
Nama :
Abu Hurairah Ad-ddusi Al-yamaani
Lahir :
Tidak diketahui
Wafat :
57 H, ada juga yang mengatakan 58/59 H
Tingkatan :
ke-1 (shohaabi)
Ulama yang meriwayatkan : Bukhori, Abu Daud, At-Turmudzi, An-nasa’I, Ibnu Majah
Murid-muridnya :
Yusuf bin Mahaka bin Bahzadi Al-farisi, A’tho bin Abi robah, Abdurrahman bin
Habib bin Ardakh, Hatim bin Ismail, Hisyam bin A’mmar.
Jaroh waa ta’dil : Menurut Ibnu Hajar, Abu Hurairah adalah seorang Hafidzu
Shohabat, sedangkan menurut adz-Dzahabi, selain ia itu Shahaby, ia juga
dijuluki shahib shiyam wa qiyam, sedangkan menurut al-Muzzy ia juga
dijuluki hafidz ash-shahabah. Dan Ibnu
‘Umar mengatakan bahwa Abu Hurairah itu lebih baik dan lebih álim dari
padanya.
Menurut penulis parawi kedua itu ittishal, karena saling
mengakui antara gurunya yaitu ibnu majah.
Nama : Yusuf bin Mahaka bin bahdza
al-farosi
Lahir : Tidak diketahui
Wafat :106 H
Tingkatan : ke-3( wushtho min tabi’in)
Ulama yang meriwayatkan :bukhori, muslim,
abu daud, at-turmudzi, an-nasa’I, ibnu majah
Murid-muridnya : A’tho bin Abi robah, Abdurrahman bin
Habib bin Ardakh, Hatim bin Ismail, Hisyam bin A’mmar.
Jaroh waa ta’dil : menurut ibnu hajar,
dzahabin yahya bin mu’in ia adalah tsiqoh,
sedangkan menurut ibnu khorosh ia termasuk tsiqoh adl dan ibnu sa’ad mengatakan yusuf itu tsiqoh
qolilu hadist.
Yusuf
bin mahaka itu ittishal
menurut penulis, karena sama antara guru dan murid itu saling mengakui.
Nama : A’tho bin Abi robah
Lahir :tidak diketahui
Wafat :114 H
Tingkatan : ke-3 (wushtho min
tabi’in)
Ulama yang meriwayatkan : bukhori, muslim,
abu daud, at-turmudzi, an-nasa’I, ibnu majah.
Murid-muridnya : Abdurrahman bin Habib bin Ardakh, Hatim bin Ismail,
Hisyam bin A’mmar.
Jaroh waa ta’dil : menurut ibnu hajar ia adalah tsiqoh
faqih fadil, menurut dzahabi ia salah satu al’a’lam dan Muhammad
ibnu sa’ah mengatakan ia tsiqoh faqih alam dan hadistnya banyak.
Menurut penulis A’tho itu ittishal,
karena ada pengakuan antara gurunya yaitu yusuf bin mahaka.
Nama : Abdurrahman bin Habib bin Ardakh
Lahir : tidak diketahui
Wafat :tidak diketahui
Tingkatan :ke- 6 (minal ladzina shigori
at-tabiin)
Ulama yang meriwayatkan : abu daud,
at-turmudzi, abnu majah
Murid-muridnya : Hatim bin Ismail, Hisyam bin A’mmar.
Jaroh waa ta’dil : menurut ibnu hajar
hadistnya layin, sedangkan menurut an-nasa’i hadistnya munkar,
menurut at-turmudzi dan ibnu majah hadisnya hasan ghorib dan menurut
al-hakim dari tsiqotil mudniyin.
penulis berpedapat bahwa Abdurrahman itu Ittishal. Karena seperti tadi saling mengakui antara
guru dan muridnya.
Nama : Hatim bin Ismail
Lahir :Tidak diketahui
Wafat : 186/187 H
Tingkatan :ke-7 (kibar atba’
tabi’in)
Ulama yang meriwayatkan : Bukhori , Muslim ,
Abu Daud , An -nasa’i, at-turmudzi, ibnu majah.
Murid-muridnya : Hisyam bin A’mmar
Jaroh waa ta’dil : menurut ibnu hajah shoduq,
menurut adzahabi dan Muhammad bin sa’ad tsiqoh dan menurut an-nasa’i ia
adalah laisa bihi ba’sa, laisa bi qowwi.
Karena antara guru dan muridnya saling mengakui yakni hatim bin ismail dan Abdurrahman. Maka ia itu ittishal.
Nama : Hisyam bin A’mmar bin nashir bin
maisaroh bin abani salma
Lahir : 153 H
Wafat :245 H
Tingkatan : ke-10 (kibar
al-akhidzina ‘an tab’i al-itba’)
Ulama yang meriwayatkan :bukhori,
at-turmudzi, an-nasa’I, abu daud, ibnu majah
Jaroh waa ta’dil :menurut ibnu hajar dan
darul qutni ia adalah shoduq,menurut dzahabi tsiqoh, menurut
na-nasai juga ia termasuk la ba’sa bihi.
kitab sunan At-turmudzi
nama : Abu Hurairah Ad-ddusi Al-yamaani
lahir : Tidak diketahui
wafat : 57 H, ada juga yang mengatakan
58/59 H
tingkatan :ke-1 (shohaabi)
ulama yang meriwayatkan : Bukhori, Abu Daud,
At-Turmudzi, An-nasa’I, Ibnu Majah
murid-muridnya : A’tho bin Abi robah,
Abdurrahman bin Habib bin Ardakh, Hatim bin Ismail
jaroh waa ta’dil : Menurut Ibnu Hajar, Abu
Hurairah adalah seorang Hafidzu Shohabat, sedangkan menurut adz-Dzahabi,
selain ia itu Shahaby, ia juga dijuluki shahib shiyam wa qiyam, sedangkan
menurut al-Muzzy ia juga dijuluki hafidz ash-shahabah. Dan Ibnu ‘Umar mengatakan bahwa Abu Hurairah itu lebih
baik dan lebih álim dari padanya
Menurut penulis parawi kedua itu ittishal, karena saling
mengakui antara gurunya yaitu at-turmudzi
Nama :A’tho bin Abi robah
Lahir : tidak diketahui
Wafat : 114 H
Tingkatan :ke-3 (wushtho min
tabi’in)
Ulama yang meriwayatkan : bukhori, muslim,
abu daud, at-turmudzi, an-nasa’I, Ibnu Majah .
Murid-muridnya : Abdurrahman bin Habib bin
Ardakh, Hatim bin Ismail, qutaibah bin sa’in bin jamili bin thorifi atsaqofi.
Jaroh waa ta’dil : menurut ibnu hajar ia adalah tsiqoh
faqih fadil, menurut dzahabi ia salah satu al’a’lam dan Muhammad
ibnu sa’ah mengatakan ia tsiqoh faqih alam dan hadistnya banyak.
Menurut penulis A’tho itu ittishal,
karena saling mengakui antara gurunya yaitu abu hurairah
Nama : Abdurrahman bin Habib bin Ardakh
Lahir : tidak diketahui
Wafat : tidak diketahui
Tingkatan : ke-6( minal ladzina shigori
at-tabiin)
ulama yang meriwayatkan : abu daud,
at-turmudzi, abnu majah
Murid-muridnya :hatim bin isma’il, qutaibah
bin sa’id
Jaroh waa ta’dil : menurut ibnu hajar
hadistnya layin, sedangkan menurut an-nasa’i hadistnya munkar,
menurut at-turmudzi dan ibnu majah hadisnya hasan ghorib dan menurut
al-hakim dari tsiqotil mudniyin.
Menurut penulis abdurrahman itu ittishal,
karena saling mengakui antara guru dan muridnya.
Nama : Hatim bin Isma’il
Lahir : tidak diketahui
Wafat : 186/187 H
Tingkatan :ke-7 (kibar atba’
tabi’in)
ulama yang meriwayatkan : bukhori, muslim,
abu daud, an-nasa’i, at-turmudzi, ibnu majah.
Murid-muridnya :qutaibah bin sa’ad,
at-turmudzi.
Jaroh waa ta’dil : menurut ibnu hajah hatim
adalah shoduq, menurut adzahabi
dan Muhammad bin sa’ad ia tsiqoh dan menurut an-nasa’i ia adalah laisa
bihi ba’sa, laisa bi qowwi.
Menurut penulis hatim itu ittishal,
karena saling mengakui antara guru dan muridnya.
Nama : qutaibah bin sa’in bin jamili bin
thorifi atsaqofi.
Lahir :150 H
Wafat :240 H
Tingkatan : ke-10 (kibar al-akhidzina ‘an tab’i al-itba’).
ulama yang meriwayatkan : bukhori, muslim,
abu daud, an-nasa’i, at-turmudzi, ibnu majah.
Murid-muridnya : at-turmudzi
Jaroh waa ta’dil : menurut ibnu hajar
ia dan an-nasa’I ia adalah tsiqoh
, dan merurut abu daud ia shoduq.
Menurut penulis qutaibah itu ittishal,
karena saling mengakui antara gurunya yaitu hatim.
Nama : muhammad bin i’sa bin suroh bin musa bin dohaki salma, abu i’sa
at-turmudzi addoriru alhafidz
Lahir : tidak diketahui
Wafat :279 H
Tingkatan : ke-12(shigori
al-akhidzina ‘an tab’i al-itba’)
Ulama yang meriwayatkan : tidak diketahui
Jaroh waa ta’dil : menurut ibnu hajar ia adalah ahadu al-a
immatu,sedangkan menurut dzahabi ia adalah alhafidz, memurut kholil ia juga
tsiqoh
kitab sunan Abu Daud
Nama : abdul aziz bin Muhammad bin abdi
Lahir :tidak diketahui
Wafat :186/187 H
Tingkatan :ke-7 (kibar atba’ tabi’in)
Ulama yang meriwayatkan :bukhori, muslim,
at-turmudzi, abu daud, an-nasa’I, ibnu majah
Murid -muridnya : al-qo’nabiyyu
Jaroh waa ta’dil :menurut al’a’zali dan
ahmad bin sa’id bin abi maryam ia adalah tsiqoh, dan menurut ibnu hajar
ia adalah shoduq.
Menurut
penulis abdul aziz itu ittishal, karena saling mengakui antara guru dan
muridnya.
Nama : abdullah bin musallamah bin qo’nab alqo’nabiyyu alharist
Lahir :tidak diketahui
Wafat :221 H
Tingkatan :ke-9 (shigori athba’i at-tabiin)
Ulama yang meriwayatkan :bukhori, muslim,at-turmudzi, abu daud,an-nasa’i
Murid -muridnya : abu daud
Jaroh waa ta’dil :menurut ibnu hajar dan dzahabi tsiqoh .
Menurut
penulis alqo’nabiyyu itu ittishal, karena saling mengakui antara guru dan
muridnya.
Nama : sulaiman bin ash a’st bin ishaq bin basyir bin syaddad/ Abu daud
Lahir :tidak diketahui
Wafat :275 H
Tingkatan :ke-11( ausath alkhidzina athba’i at-tabiin)
Ulama yang meriwayatkan :at-turmudzi, ana-nasa’i
Jaroh waa ta’dil : menurut ibnu hajar tsiqoh, sedangkan
menurut dzahabi alhafidz
Kitab Darul Qutni
nama : sulaiman bin bilal al qurqshi at-taymi
lahir :tidak diketahui
wafat : 177 H
tingkatan :ke-8 (wustho athba’i tabiin)
ulama yang meriwayatkan : bukhori, muslim, turmudzi, abu daud, an-nasa’i, ibnu majah
murid-muridnya :yahya bin sholih, abu dzar'ah, muhammad bin isma’il, daru qutni
jaroh waa ta’dil : menurut ibnu hajar dan dzahabi ia adalah tsiqoh
.
Menurut
penulis sulaiman itu ittishal, karena saling mengakui antara guru dan
muridnya.
nama : yahya bin sholih alwahadzi
lahir :tidak diketahui
wafat :222 H
tingkatan :ke-9 (shigori atbaa’i at-tabiin)
ulama yang meriwayatkan :bukhori, muslim, abu daud, ibnu majah, at-turmudzi.
murid-muridnya :abu dzar’ah, muhammad bin ismail, daru qutni.
jaroh waa ta’dil : menurut ibnu hajar shoduq, sedangkan
menurut dzahabi hafidz dan tsiqoh
Menurut
penulis yahya itu ittishal, karena saling mengakui
antara guru dan
muridnya.
nama : abdurrahman bin a’mru bin abdillah bin shofwan bin a’mru an-nashri
lahir :tidak diketahui
wafat :281 H
tingkatan :ke-11 (ausath alkhidzina athba’i at-tabiin)
ulama yang meriwayatkan :abu daud
murid-muridnya :muhammad bin isma’il dan darul qutni
jaroh waa ta’dil :menurut ibnu hajar dan dzahabi ia adalah tsiqoh
dan al-hafidz.
Menurut
penulis abu dza’ah itu ittishal,
karena saling mengakui antara guru dan
muridnya.
nama : abu ma’ali muhammad bin ismail bin muhammad bin husain bin qosim alfarisi.
lahir : tidak diketahui
wafat :539 H
tingkatan :
ulama yang meriwayatkan : bukhori, baihaqi
murid-muridnya : daru qutni
jaroh waa ta’dil : menurut sam’ani ia adalah tsiqoh
nama : daru qutni abu hasan a’li bin umar
bin ahmad
lahir : 306 H
wafat : tidak diketahui
tingkatan :
ulama yang meriwayatkan :
murid-muridnya :Bukhori
jaroh waa ta’dil : menurut dzahabi tsiqoh
4. Natijah (Hukum al-Hadist)
uraian mengenai sanad hadist thalaq
main-main dan tak sengaja yang di takhrij diatas, menghasilkan beberapa
catatan, sebagai berikut.
1.
Hadits di atas merupakan Hadits Marfu’ Qauli. Yang
mana langsung disandarkan pada Nabi SAW dan juga berupa qauliyyah (perkataan),
hal ini bisa dilihat dalam matan Hadits yang menyatakan ‘’qoola Rasulullah
shollallahu ailaihi wasallama”.
2.
Dari segi kualitas Hadits pribadi dan kapasitas para
perawinya, terlihat bahwa;
-
Hadits yang pertama, seluruh perawi yang terlibat
dalam periwayatannya ialah tsiqat.
-
Hadits yang kedua, ketiga dan keempat juga sama dengan
yang pertama, setelah diteliti keadaan para perawinya, semuanya itu tsiqat.
3.
Dari segi hubungan periwayatan, maka seluruh sanad
dari hadist yang pertama sampai keempat tersebut bersambung. karena setelah
diteliti guru antara murid saling mengakui.
4.
Dari segi lambang-lambang periwayatan hadist Hadits ketiga, tergolong Hadits Mu’annan ,karena ada sanad yang menggunakan
lafadz “anna”. Sedangkan
hadist pertama, kedua dan keempat diatas
tergolong mu an an karena semua
hadistnya mengugunakan lafadz “an” meskipun hadist mu an an diperselisihkan
tentang kebersambungan sanadnya oleh para ulama hadist. namun, setelah
dilakukan penelitian tentang kualitas pribadi para periwayatnya dan hubungan
periwayat tersebut dengan periwayat sebelumnya, yaitu guru dan murid, maka
seluruh sanadnya dinyatakan dalam keadaan ittishal (bersambung) .
5.
Secara kuantitas, keempat hadits tersebut merupakan Hadits
Gharib Muthlak, karena pada masing ujung sanad (pokok sanad) hadist,
yaitu sahabat diriwayatkan hanya oleh seorang perawi saja yaitu Abu Hurairah.
6.
Dari segi kualitas Hadits, keempat Hadits tersebut
merupakan Hadits Shahih Lidzatih. Yang mana semua syarat-syarat
Hadits Shahih terpenuhi, terbukti dengan ittishal sanad, dan semua
perawinya itu tsiqah, ‘ Tak ada illat, dan kejanggalan pada keempat Hadits tersebut.
0 Response to " Tahrij Hadits Permasalahan Talak Main-main Tak Sengaja"
Posting Komentar